Catatan Tan Malaka dari Balik Penjara

Oleh: Bagus Pribadi

Buku ini menceritakan kisah Tan Malaka (1897-1949) dalam perjuangan revolusi melawan penjajah Belanda dan Jepang yang telah lama mencengkeramkan kuku penjajahannya di bumi Nusantara. Ia adalah tokoh revolusioner, aktivis kemerdekaan Indonesia, filsuf kiri, pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI), pendiri Partai Murba, dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Disini dikisahkan dimana sosok Tan Malaka yang menentang kolonial Belanda dengan ideologinya yaitu komunisme-marxisme. Perkara ideologinya tersebut dianggap membahayakan kolonial Belanda, maka dia diasingkan ke luar negeri. Dalam pengasingannya, dia beberapa kali ditangkap di negeri orang dan dipenjara. Meski demikian, dalam penjara dia tetap menulis buku dan menyuarakan revolusi lewat tulisan-tulisannya. Bahkan setelah kembali ke Indonesia dia melakukan pergerakan bawah tanah dan beberapa kali di tangkap dan dimasukkan kedalam penjara. Masa lalu Tan Malaka yang panjang sebagai orang buangan dan terus-menerus dalam bayang-bayang penangkapan polisi rahasia negara imperialis, membuatnya sangat berhati-hati. Tan Malaka tak mudah mempercayai orang karena mata-mata musuh yang mencarinya ada di mana-mana.

Dalam pergerakan bawah tanahnya, Tan Malaka juga berprofesi sebagai guru. Tan Malaka mengkritik keras orang Barat ataupun orang pribumi yang kebarat-baratan yang merasa lebih dihormati dan disegani karena intelektualitas mereka serta menghina orang yang bekerja tangan. “Anak kuli juga manusia,” begitulah kata Tan Malaka dalam memperjuangkan pendidikan anak-anak kuli di Deli, Sumatera Utara.

Tan Malaka menghabiskan umurnya untuk memperjuangkan Indonesia menjadi negara merdeka 100% dari imperialisme asing. Nama Tan Malaka hampir hilang tak tentu rimbanya. Nama Tan Malaka semakin kabur dalam ingatan sejarah pada masyarakat Indonesia  ketika rezim Orde Baru. Tan malaka ditembak oleh tentara republik dan dimakamkan di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur pada tahun 1949. Salah satu perkataan Tan Malaka yang terkenal yaitu “Ingatlah bahwa dari alam kubur suara saya akan lebih keras daripada di atas bumi.”

Kelebihan buku ini detail dalam menceritakan sepak terjang Tan Malaka, selain itu bahasanya juga mudah di pahami. Untuk kekurangan, ada beberapa kalimat yang tidak dimengerti.

Judul Buku: Catatan Tan Malaka Dari Balik Penjara: Kisah dan Sepak Terjang Sang Revolusioner Sejati
Penulis: Badruddin
Penerbit: Araska Publisher
Tebal Buku: 284 halaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.