Rektor: “Bodoh, itu kan kebebasan mimbar!”

Rektor UIN Suska Riau, Munzir Hitami sayangkan penolakan terhadap Prof Dr H Nadhirsyah Hosen oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Suska. Menurutnya, penolakan ini merusak kebebasan mimbar yang dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Munzir juga mengatakan bahwa kebebasan mimbar adalah mahkota universitas. Kebebasan mimbar akademik menjadi patokan bagi setiap universitas untuk melakukan diskusi di antara sivitas akademika. Terkait reaksi BEM, Munzir mengungkapkan kekecewaannya dan menganggap mahasiswa telah merusak mahkota universitas. “Bodoh yang menolak, itu kan kebebasan mimbar!” tuturnya.

Merasa malu atas tindakan BEM UIN Suska, akhirnya Munzir Hitami keluarkan surat permintaan maaf kepada Nadhirsyah Hosen.

Penolakan ini dikarenakan BEM menganggap Nadhirsyah Hosen sebagai tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL). Penolakan ini disampaikan melalui audiensi dengan pihak  Institut of South Asean Islamic Studies (ISAIS) selaku penyelenggara. Selain itu Wakil Ketua BEM UIN Suska Riau, Armansyah juga menyampaikan penolakannya via media sosial Facebook. Status tersebut telah dibagikan sebanyak 24 kali terhitung sampai berita ini dinaikkan.

“Kedatangan Ulama Habib Rizieq & Bactiar Nasir ditolak, Tokoh JIL dijamu dengan sedemikian rupa ada apa dengan Kampus Islami Madani? Ada apa Indonesia.

#TOLAKTOKOHJILMASUKKAMPUSISLAMIMADANIUINSUSKARIAU
#SAVEUINSUSKARIAU
#MAHASISWABERSATU

Awalnya, kedatangan Nadhirsyah Hosen ini dalam rangka kuliah umum dengan tema ‘Meracik Fiqh Nusantara Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin’ di Aula Rektorat lantai lima Rabu, (17/05/17). Karena penolakan dari pihak BEM tersebut, acara dialihkan ke Grand Suka Hotel 17 Mei lalu. “Jadinya di hotel. Seharusnya kedatangan Ra’is Syuriah Nahdatul Ulama (NU) menjadi ajang diskusi ilmiah,” tutup Munzir.

 

Penulis: Muthi dan Liza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.