GEMA UIN Suska Gugat Revisi UKT yang Tidak Sesuai

gagasanonline.com Memperingati  Hari Pendidikan Nasional(Hardiknas) 2 Mei, mahasiswa UIN Suska Riau gugat UKT(Uang Kuliah Tunggal) UIN Suska. Mahasiswa yang menamai Gerakan Mahasiswa(GEMA) UIN Suska berkumpul di Lapangan Bola UIN Suska untuk menuju Halaman Rektorat UIN Suska. Gugatan ini merupakan kekecewaan terhadap penerapan UKT di UIN Suska. GEMA UIN Suska meminta untuk revisi terhadap kebijakan UKT yang banyak tidak sesuai dengan yang seharusnya, Selasa (2/5/2017).

GEMA UIN Suska yang berkumpul kemudian berkeliling ke setiap gedung untuk mengajak mahasiswa yang ada di Gedung Fakultas. Dari Lapangan Bola, Kordinator Lapangan (KORLAP) menghimbau dari atas mobil bak terbuka  dengan pengeras suara memandu rombongan GEMA UIN Suska.

Rombongan aksi bergerak menuju Fakultas Usuludin dan terus berkeliling ke setiap gedung di UIN Suska. Dengan berorasi mahasiswa yang dijemput juga ikut dalam aksi ini. Mahasiswa yang hadir pada hari itu diajak oleh rombongan yang telah memadati jalan.

Sesampainya di halaman rektorat, orasi meminta pimpinan yang ada untuk turun. Perwakilan setiap fakultas memberikan orasi atas UKT yang telah di mulai sejak 2014.

KORLAP aksi, Jaka Fandrifo dalam orasinya meminta pihak UIN Suska untuk melakukan berbagai revisi terhadap data yang masuk dan juga terhadap kebijakan yang berlaku. Menurutnya banyak aturan yang memberatkan mahasiswa dalam sistem UKT ini. Tak hanya memberatkan, beberapa kecurangan menurut jaka juga terjadi. Hal ini karena banyak orang yang seharunya mendapatkan UKT golongan tiga bisa mendaptan UKT golongan satu.

“padahal orang tuanya PNS,” ujarnya dalam orasi.

Berkebalikan atas apa yang terjadi, ia juga mendapatkan banyak mendapatkan laporan bahawa banyak orang yang tidak mampu harus menanggung UKT golongan tiga. Ia mendapatkan banyak pesan dari mahasiswa yang mengeluhkan bahwa dirinya sebenarnya tidak mampu membayar UKT golongan 3 karena orang taunya hanya penjual balon.

Tidak hanya itu bahkan ada nahasiswa yang mencari uang sendiri untuk membiayai kehidupanya serta membiayai uang kukiahnya namun mendapatkan UKT golongan tiga. Mahasiswa yang mengadu hal tersebut sudah melakukan berbagai cara untuk menurunkan UKT, namnun selalu ditolak oleh pihak rektorat.

“bahkan sudah empat kali tapi selalu ditolak,” jelasnya.

Tidak lama berselang setelah melakuakan orasi, pimpinan UIN Suska mendatangi massa aksi. Rektor, wakil rektor II dan wakil Rektor III menjumpai massa yang telah duduk di teras Rektorat.

Melalui WR II, Akhyar mengungkapkan bahwa saat ini rektorat memang belum memiliki tim survei yang memeriksa berkas satu persatu ke lapangan untuk mencocokan data. Namun berkas yang masuk tetap diseleksi sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Tidak adanya survei kelapangan tersangkut biaya yang besar jika terlaksana. Menurutnya akan ada dana lain yang terpotong jika dilakukan survei ke daerah-daerah. Namun sebelumnya pihak pimpinan telah meminta kepada mahasiswa untuk bekerja sama dalam mengawasi UKT yang tidak tepat sasaran. Jika menemukan UKTbyang tidak tepat sasaran maka hendaknya melaporkan kepada pihak rektorat agar ditindak sesuai aturan.

“kita akan proses data yang masuk kalau itu memang real ya, harus data real,” uangkapnya.

Setelah penyampaian tersebut pihak rektorat meminta waktu sampai semester selanjutnya. Hal ini karena penerapan UKT yang berubah nantinya bisa terlihat pada pembayaran UKT  selanjutnya. Masa membubarkan diri setelah pihak rektorat masuk.

 

Penulis: Azizah sipayung**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.