[Opini] : Berburu Beasiswa

Saat ini ketika ekonomi terasa menjajah dunia, beasiswa menjadi aset berharga bagi para pelajar. Tentu pelajar yang dimaksud adalah orang-orang yang mengikuti proses pendidikan yang membutuhkan banyak uang tapi tidak punya cukup uang. Beasiswa hakikatnya adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan digunakan demi keberlansungan pendidikan yang ditempuh.  Di zaman yang penuh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), lahir pula bersamanya para pemburu beasiswa. Siapakah mereka? Mereka adalah manusia berpendidikan yang berjuang memperebutkan kesempatan mendapatkan beasiswa.

Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan  pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung lembaga yang memberikan beasiswa tersebut (id.m.wikipedia.org). Jenis-jenis beasiswa pun beragam, seperti public or goverment scholarship (beasiswa umum/pemerintah), private scholarships (beasiswa swasta), beasiswa dari negara maju atau lembaga donor internasional, dan lain sebagainya.

Di April ini, beasiswa yang lagi hits khususnya di Riau adalah Beasiswa Peningkatan Prestasi dan Akademik (PPA) Tahun 2017. Beasiswa ini disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan ditujukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia.  Pelaksanaannya  sesuai dengan prinsip 3T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Waktu) dan sasarannya adalah manusia berilmu (Mahasiswa). Tentunya sebagai perguruan tinggi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) mendapatkan pesan penting ini. Namun, apakah pesan ini (kita sebut amanat) sudah tersebar luas ke seluruh hingga sudut-sudut UIN Suska Riau?

Secara teknis, beasiswa yang digalang oleh pemerintah Indonesia ini telah tersebar keseluruh fakultas yang ada di UIN Suska Riau. Terbukti, dari tertempelnya syarat-syarat beasiswa di majalah dinding kampus dan tempat informasi lainnya. Muncul pertanyaan baru, apakah informasi ini sudah dimasifkan  atau secara jelas apakah informasi ini benar-benar telah diketahui oleh seluruh mahasiswa UIN Suska Riau tanpa terkecuali?

Layaknya kebenaran, informasi juga tidak secara gamblang lansung didapat oleh seorang insan. Penyebabnya bisa karena beberapa faktor, salah satunya si pemberi informasi tidak menyampaikan informasi secara menyeluruh dan baik. Atau sebagian penerima informasi tidak menyebarkan lagi ke para penerima lainnya. Akhirnya, informasi tidak tersebar secara masif (utuh). Nah, bagaimana dengan informasi beasiswa? Tahukah anda, bagaimana tersembunyinya informasi beasiswa-beasiswa tersebut? Sebagai mahasiswa, berdasarkan pengalaman pribadi beberapa informasi beasiswa cukup tersembunyi, apalagi beasiswa dengan dana besar.

Sejak 2012, istilah Beasiswa PPA telah menjadi bantuan pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa. Beasiswa ini diprioritaskan untuk mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling tinggi, mahasiswa yang memiliki prestasi pada kegiatan ko-kurikuler atau ekstra kurikuler (penalaran, minat, bakat dan organisasi kemahasiswaan), mahasiswa yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi. Jadi, bagi mahasiswa yang termasuk tiga kategori diatas berhak mengajukan beasiswa tersebut. Besarnya harga satuan beasiswa adalah IDR. 400.000,00 (per mahasiswa per bulan) dengan durasi waktu sekurang-kurangnya enam bulan. Lumayan uangnya, cukup untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT kategori I dan II), atau beli buku persemester, atau memfotokopi makalah,  atau untuk belanja makan sehari-hari.

Pemburu Beasiswa, dalam hal ini mahasiswa sangat haus akan beasiswa. Tidak jarang, mereka menjadi lebih liar dari hewan buas, bahkan menjadi kanibal. Jujur saya tak memungkiri, jiwa ini ada pada diri saya sebagai “anggota pemburu beasiswa”.  Kanibal disini maksudnya adalah fenomena dimana pemburu beasiswa ‘memakan’ pemburu beasiswa lainnya secara tidak lansung dengan cara menutupi informasi beasiswa. Manusia yang haus beasiswa ini akan membiarkan pemburu lainnya mati (tidak mendapatkan beasiswa), supaya ia mendapatkan peluang beasiswa tersebut. Jelas hal ini sangat salah, tapi tidak semua pemburu beasiswa melakukan hal ini. Hanya saja, fenomena ini bukan hal mustahil (dalam artian nyata,benar-benar ada).

Hal negatif di atas sengaja saya paparkan dengan tujuan mengingatkan diri saya sendiri dan pemburu lainnya untuk tidak menjadi kanibal. Ingat, ada hak dan kewajiban orang lain atas kita, ada ketentuan seorang muslim atas muslim lainnya. Salah satu yang paling urgen adalah menolong orang lain dalam kehidupannya. Secara sederhana, memberitahu pemburu beasiswa lain tentang adanya beasiwa adalah salah satu bentuk pertolongan. Tambahan lagi, dengan memberinya selembar fotokopian formulir beasiswa yang mungkin harganya IDR.300,00. Dengan bantuan sekecil zarrah ini, mungkin menjadi amal jariah untuk akhirat kelak. Ini salah satu info website beasiswa PPA, belmawa.ristekdikti.go.id. Baiklah, selamat kembali berburu beasiswa!

Penulis : Marliza**

2 thoughts on “[Opini] : Berburu Beasiswa”

  1. Bbrp waktu yg lalu brdasrkan pengalaman saya, ketika adk saya meminta formulir pnftrn kpd pihak fakultas, pegawai ny berdalih bahwa formulirnya sudah habis, padahal pndftrannya tutup tgl 20 bulan ini, miris

  2. Mayoritas Memang sangat miris saudari, beasiswa sekarang sudah menjadi rahasia bagi yang mengetahui. Nepotisme sangatlah terlihat dikala kabar beasiswa muncul.
    Biarlah Allah yang akan membalasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.