Daring Baru, Semangat Baru

Andreas Harsono, penulis buku Agama Saya Adalah Jurnalisme pernah membuat sebuah artikel menarik di blog pribadinya. Dalam tulisan tersebut ia menceritakan bagaimana pengalamannya dalam mengampu kelas jurnalisme bagi para aktivis pers mahasiswa di daerah. Selain berbagi cerita, beberapa isu ia sampaikan berkaitan dengan pers mahasiswa.

Andreas Harsono dengan Yayasan Pantau-nya memang sering terlibat dalam sejumlah kegiatan pers mahasiswa di Indonesia. Dia dan yayasan tersebut dinilai mumpuni dalam mengampu pelatihan jurnalistik bagi aktivis pers mahasiswa. Namun dalam tulisan ini, hal yang patut dicermati adalah pendapatnya tentang relevansi  istilah ‘pers mahasiswa’ yang dinilai tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.

Bukan bicara idealisme atau kemampuan para aktivis lembaga pers mahasiswa, namun ia menilai munculnya era ‘new media’. Karya jurnalisme pers mahasiswa tidak lagi sesuai dengan istilah ‘pers’. Penyebabnya adalah perkembangan teknologi dan selera pembaca yang mulai berubah. Ia menyebut kata ‘media mahasiswa’ yang berasal dari multimedia mahasiswa sebagai pengganti istilah ‘pers mahasiswa’.

Pers berasal dari kata press yang berasal dari kata ‘to press’ yang artinya mencetak tidak lagi relevan saat ini. Bagi sebagian pakar dan kalangan aktivis media, produk cetak harus mulai ‘menyesuaikan diri’ dengan tren gadget dan social media para pembaca. Media cetak harus mulai berinovasi agar tak mati.

Dalam tulisan ini redaksi perlu memaparkan sejumlah hal terkait produk-produk kami untuk menampilkan karya dan tulisan jurnalistik. Sesuai pada opini pengantar dan pengamatan, ada sejumlah langkah-langkah baru yang kami nilai sebagai inovasi. Salah satunya adalah perubahan kanal online kami yang saat ini menjadi gagasanonline.com. Perubahan ini tak sekedar pada tampilan laman dan alamat daring, namun kami menambah sejumlah rubrik baru pada situs web ini.

Rubrik-rubrik baru yang tersaji di sejumlah menu dan label berita ini merupakan hasil diskusi dan evaluasi atas saran dan kritik dari pembaca. Selain itu, kami juga mengajak para pembaca untuk mengeluarkan gagasan, berkontribusi dan berkomentar terhadap isu yang disampaikan atau tulisan dalam pemberitaan. Pada gagasanonline.com ini kami sedang merancang sebuah forum pembaca yang ingin saling berbagi informasi dan opini.

Selain daring, kami juga mengevaluasi kebijakan produk cetak yang dinilai tak lagi efisien dalam menampilkan karya tulisan jurnalistik para kru dan pembaca. Kami mengurangi jumlah cetak tabloid dan majalah yang dikeluarkan dalam tahun ini. Sebagai gantinya kami menyediakan news letter dan e-paper bulanan sebagai tempat laporan panjang dan tulisan-tulisan narasi yang punya nilai ‘tak basi’ bagi para pembaca.

Kebijakan ini tak serta merta menghentikan edisi cetak. Kami tetap menerbitkan Majalah Gagasan satu kali dalam satu semester perkuliahan kepada pembaca. Kami memandang langkah ini sebagai inovasi untuk ‘mengakali’ ongkos cetak yang semakin tinggi dan efisiensi dalam mencetak serta kemasan majalah yang lebih baik lagi.

Selamat membaca dan terima kasih.

Redaksi LPM Gagasan UIN Suska Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.